Senin, 25 Oktober 2010

Probiotik dan Manfaatnya Bagi Kesehatan

Usus dulunya hanya dipandang sebagai gudang penyimpan makanan dan tong sampah sisa pencernaan makanan. Belakangan cara pandang ilmuawan berubah. Usus dianggap organ penting sejak diketahui ada milyaran mikroba dalam usus yang berperan bagi kesehatan.

Bakteri atau flora usus ada sekitar 100-400 jenis. Jumlah keseluruhan dalam usus mencapai trilyunan. Secara sederhana dikelompokkan sebagai bakteri baik (misalnya Bifidobacterium, Eubacterium dan Lactobacillus) dan bakteri jahat (Clostridium, Shigella, dan Veillonella).

Bakteri-bakteri itu hidup dalam kesimbangan. Jika kesimbangan terganggu, bakteri jahat alias bakteri patogen (penyebab penyakit) meningkat, maka kesehatan orang yang bersangkutan akan terganggu.

Upaya menyeimbangkan flora usus dibahas dalam seminar “Trend Makanan Sehat: Prebiotik dan Probiotik” yang diselenggarakan Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), akhir pekan lalu.

Salah seorang pembicara. Dr Rina Agustini Ahmad MSc, peneliti dan pengajar pada South East Asian Ministers of Education Organization—Tropical Medicine and Public Health (SEAMEO-Tropmed) Pusat Kajian Gizi Regional Universitas Indonesia menyatakan, kestabilan flora usus bisa terganggu antara lain oleh antibiotika, infeksi bakteri dan virus, kemoterapi, radiasi, pola makan, stres dan iklim.

Bakteri jahat mengeluarkan racun yang bisa menyebabkan diare serta mengeluarkan enzim yang mendorong terbentuknya senyawa karsinogenik dalam saluran pencernaan. Sebaliknya, bakteri baik akan menghasilkan antibiotika alami yang membantu keutuhan mukosa usus, proses metabolisme, serta meningkatkan kekebalan tubuh. Bakteri baik ini disebut probiotik.

Konsep probiotik sudah dikenal sejak 2000 tahun yang lalu. Namun baru awal abad ke-19 dibuktikan secara ilmiah oleh Ilya Metchnikoff, seorang ilmuawan Rusia yang bekerja di Institut Pasteur, Paris. Metchnikoff mendapatkan, bangsa Bulgaria yang mempunyai kebiasaan mengonsumsi yogurt (susu fermentasi) tetap sehat dalam usia lanjut.

Susu fermentasi diketahui mengandung bakteri asam laktat yang mampu meningkatkan kerja enzim galaktosidase yang memudahkan pencernaan laktosa dalam usus, meningkatkan kualitas nutrisi, menurunkan kadar kolesterol darah, mencegah kanker dan mengatasi diare.

Probiotik juga dipercaya dapat mencegah konstipasi, meningkatkan metabolisme mineral terutama kalsium, mengurangi bakteri Helycobacter pylori yang menyebabkan infeksi lambung berkepanjangan.

Kemampuan probiotik mengatasi diare telah diteliti di negara maju dan berkembang.

Definisi diare menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah buang air besar encer atau cair lebih daripada tiga kali sehari. Diare disebabkan jahat maupun virus dalam usus. Contohnya, Clostridium difficile yang menyebabkan diare pada orang dewasa dan rotavirus yang menimbulan diare pada anak

Pengobatan diare yang disarankan WHO adalah rehidrasi dengan cairan mengandung natrium dan kalium untuk menggantikan cairan dan elektrolit tubuh yang hilang. Antidiare atau antimuntah tidak dianjurkan untuk diberikan. Antibiotik hanya digunakan pada kasus diare invasif seperti disentri atau kolera.

Bagi sebagian ahli, lanjut Rina, rehidrasi dianggap tidak cukup. Penderita diare perlu nutrisi untuk memulihkan kondisi usus. Pemberian probiotik dapat menjadi alternatif pengelolaan nutrisi pada penderita diare.

Penelitian Isolauri dari Finlandia di laboratorium mendapatkan probiotik mampu mencegah invasi bakteri jahat dan memproduksi antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri jahat. Uji klinis yang dilakukan Savedra di AS membuktikan efek positif Bifidobacterium bifidum pada 55 anak penderita diare akut.

Penelitian di Pakistan dan Thailand membuktikan, Lactobacillus GG dapat mengurangi jumlah pasien yang mengalami diare persisten.

Pemberian Lactobacillus GG mampu memendekkan durasi diare dari 3,5 hari menjadi 2,5 hari pada anak yang dirawat di rumah. Konsentrasi serum antibodi IgA untuk melawan rotavirus meningkat secara signifikan apada anak yang diberi probiotik.

SEAMEO-Tropmed Pusat Kajian Gizi Regional melakukan penelitian di Indonesia dan Vietnam. Uji klinis di dua rumah sakit di Jakarta menunjukkan pemberian probiotik Lactobacillus ramnosus dikombinasi dengan prebiotik setelah rehidrasi oral pada 58 bayi penderita diare akut dengan dehidrasi sedang dapat mengurangi lama diare, lama rawat inap, dan pengobatan. Tidak ditemukan efek samping. Penderita tidak diberi antidiare maupun atibiotika.

Di Vietnam dilakukan uji komunitas untuk melihat efek probiotik dalam mencegah diare apada anak di bawah usia tiga tahun. Pemberian susu kedelai yang difermentasi dengan Lactobacillus bulgaricus, Steptococcus thermophilus, dan Bifidobacterium dapat menurunkan kejadian diare pada anak pedesaan Vietnam.

Probiotik yang bermanfaat, demikian Rina, harus memenuhi kriteria diproduksi dalam keadaan hidup dalam jumlah banyak, tetap hidup dan stabil selama penyimpanan dan penggunaan serta dalam ekosistem usus. Hal serupa dikemukakan Dr Inggrid Waspodo MSc MBA dari Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (P3T) Biotek, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Makanan probiotik bisa berbentuk susu fermentasi, yogurt, keju,mentega, sari buah dan susu formula yang difortifikasi dengan bakteri asam laktat. Akhir-akhir ini probiotik juga diformulasi dalam bentuk tablet maupun kapsul suplemen. Namun sejauh ini belum ada jaminan jumlah probiotik sesuai dengan iklan serta tetap hidup saat mencapai usus.

Manfaat probiotik dapat dicapai bila probiotik melekat pada sel mukosa usus. Probiotik dari makanan belum banyak dibuktikan bisa melekat di mukosa usus. Karenanya untuk memperoleh manfaat dari makanan probiotik, orang harus terus menerus mengonsumsinya.

Prebiotik, demikian Inggrid, merupakan kelompok oligosakarida seperti rafinosa, stakhios, agalakto-oligosakarida, frukto-oligosakarida, frukto-oligosakarida, inulin, serta beberapa jenis peptida dari protein yang tidak dapat dicerna, sehingga mencapai usus.

Prebiotik merupakan nutrisi yang sesuai bagi bakteri baik, tapi tidak cocok bagi bakreri jahat, sehingga bisa meningkatkan bakreri baik dalam usus. Kombinasi probiotik dan prebiotik untuk meningkatkan kesehatan tubuh disebut sinbiotik.

Prebiotik secara alami terdapat pada biji-bijian, sayuran, dan buah-buahan. Produk olahan kedelai seperti tempe, tahu, dan tauco, kaya akan prebiotik. Rina menambahkan, prebiotik juga dapat diperoleh dari akar tanaman Chichorium intybus, gandum utuh, bawang bombay, bawang putih,dan pisang.

(Sumber: Kompas)


Prebiotik Dan Probiotik


Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu menghadapi serangan penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme yang masuk melalui makanan dan minuman yang dikonsumsi serta melalui udara yang dihirup. Mekanisme pertahanan tubuh yang merupakan garis terdepan dalam menghadapi serangan kuman adalah sistem kekebalan.

Dalam kondisi sehat, sistem kekebalan tubuh mampu menjaga manusia yang bersangkutan untuk tetap sehat dan bebas dari penyakit, khususnya pada mereka yang mengkonsumsi probiotik dan prebiotik .

Probiotik merupakan makanan yang mengandung mikroorganisme hidup yang jika dikonsumsi dalam jumlah yang cukup dapat menyebabkan hal yang menguntungkan bagi kesehatan tubuh manusia.
Di dalam tubuh manusia, misalnya di dalam usus besar didapati kuman yang menguntungkan bagi kesehatan yang disebut sebagai kuman komensal, dan sebaliknya ada pula kuman yang berbahaya bagi kesehatan yang menyebabkan penyakit. Secara umum, probiotik mengandung kuman (bakteri) yang menguntungkan bagi kesehatan, yang jika dikonsumsi maka kuman tersebut dapat membantu memelihara keseimbangan populasi kuman dalam saluran cerna.

Banyaknya kuman dalam saluran cerna dipengaruhi oleh usia, makanan dan status kesehatan yang bersangkutan. Dalam kondisi sakit, terutama dalam keadaan mencret (diare) baik karena obat-obatan atau penyakit usus lainnya, demikian juga pada lanjut usia (lansia), probiotik bekerja memelihara keseimbangan kuman dalam saluran cerna, dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh melalui peningkatan kerja sel makrofag di dalam tubuh dan pelepasan antibodi.

Dengan kemajuan teknologi pada saat ini, probiotik dapat berupa suplemen makanan, seperti lactobacilli, streptococci salivarius, enterokokus faecium dan bifidobacteria yang memberikan manfaat bagi kesehatan di dalam usus. Kemasan probiotik dapat mengandung satu atau beberapa kelompok bakteri yang berbeda.

Sejumlah industri farmasi telah memproduksi dan memasarkan probiotik dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia melalui peningkatan derajat kesehatan. Berbagai kombinasi bakteri dengan mineral, vitamin dan probiotik telah beredar di pasaran, baik sebagai kemasan bebas maupun sebagai kemasan yang diresepkan. Ketiga komponen tersebut diperlukan setiap hari untuk peningkatan kekebalan yang menyebabkan peningkatan kesehatan.

Prebiotik merupakan bahan makanan yang tidak dapat dicerna yang menguntungkan bagi manusia dengan merangsang pertumbuhan kuman komensal di dalam usus besar sehingga dapat memperbaiki kesehatan. Misalnya zat fruktooligosakharida (FOS) dan inulin. Pada saat ini, FOS dapat diperoleh dari susu yang mengandung FOS.

Hal ini juga didapati pada sejumlah sayur-sayuran dan tanam-tanaman termasuk gandum, bawang merah, bawang putih, pisang, akar tanaman Chicory Orang Amerika mengkonsumsi susu 1-4 gram/hari inulin dan FOS, sedangkan orang Eropa 3-10 gram/hari.

Manfaat probiotik Beberapa manfaat probiotik adalah menghasilkan zat antibakteri dengan menghambat sejumlah metabolisme dan produksi racun yang dihasilkan oleh bakteri dan jamur di usus. Selain daripada itu, probiotik misalnya lactobacilli dapat merangsang aktivitas makrofag dan pelepasan antibodi yang diperlukan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Manfaat prebiotik Beberapa manfaat prebiotik seperti inulin dan FOS untuk menambah serat dalam makanan. Tidak sama seperti serat-serat lainnya maka inulin dan FOS tidak mempunyai rasa dan dapat digunakan untuk menambah serat.

Inulin dan FOS juga digunakan untuk menggantikan lemak atau gula dan mengurangi kalori makanan seperti es krim, susu, manisan-manisan dan kue, karena mengandung kalori yang rendah dibandingkan karbohidrat dan tidak dicerna dari mulut sampai usus halus. .Enersi yang dihasilkan 1,5 kkal/gram.
Oleh karena inulin dan FOS tidak dapat dicerna maka sangat sesuai digunakan pada penderita penyakit kencing manis karena tidak mempunyai pengaruh terhadap kadar gula darah, tidak merangsang pelepasan insulin dan tidak ada pengaruhnya terhadap hormon glukagon.

Inulin dan FOS memperbaiki fungsi usus dengan cara meningkatkan seringnya buang air besar dan mengasamkan pH usus, selain dari mempunyai efek untuk menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida serta menekan pertumbuhan kuman yang merugikan kesehatan dalam usus besar. Selain daripada itu, inulin dan FOS merangsang pertumbuhan bifidobacteria dalam usus sehingga menghambat pertumbuhan kuman yang berbahaya.

Sering pula dikombinasikan antara prebiotik dan probiotik sehingga terjadi efek total yang saling menguatkan (sinergistik), oleh karena selain kerja prebiotik yang selain meningkatkan pertumbuhan kuman yang menguntungkan di dalam usus besar, prebiotik juga memperbaiki kehidupan probiotik di dalam tubuh.
(dr.Pirma Siburian Sp PD, pemerhati masalah kesehatan lansia dan dokter pada klinik lansia Klinik Spesialis Bunda Medan)


Probiotik Kaitannya dengan IBS

DUA pertiga sistem kekebalan tubuh berada dalam saluran cerna. Asupan
”bakteri baik” membantu menjaga pencernaan senantiasa sehat.Suplemen
multivitamin sejatinya ”mirip” dengan obat.
Sebabnya, orang dianjurkan minum multivitamin hanya jika asupan nutrisi dari
makanan sehari- hari tidak mencukupi,atau saat sakit sehingga memerlukan
asupan vitamin lebih banyak. ”Suplemen biasanya dikonsumsi mereka yang menu
makan hariannya kurang memadai aspek gizinya,atau mereka yang inginnya
praktis.

Dengan sekali telan, semua vitamin terpenuhi,” ujar ahli mikrobiologi makanan
dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Betty Sri Laksmi Jenie. Upaya
mendapatkan kesehatan paripurna tak hanya ditempuh lewat pemberian
suplemen multivitamin yang ritual konsumsinya rutin seperti minum obat.
Pelaku industri juga menambahkan nutrisi tertentu ke dalam produk makanan
atau minuman yang biasa dikonsumsi masyarakat seharihari. Salah satu
suplementasi khusus dimaksud adalah probiotik. Bukan hal baru lagi bahwasanya
produk-produk konsumsi harian seperti susu, yogurt, jus buah, hingga pemanis
buatan juga ada yang disuplementasi dengan probiotik.

Manfaat utama yang ditawarkan adalah menjaga kesehatan saluran pencernaan
sehingga daya tahan tubuh otomatis meningkat. Makan kuman bikin sehat?
Tentu, asalkan kumannya adalah kuman baik alias probiotik.Konsep probiotik itu
sendiri sebenarnya sudah dikenal sejak 1965.
Jauh sebelum itu, keju dan susu fermentasi yang telah populer sejak zaman
Yunani dan Romawi, dianjurkan pemberiannya pada anak dan orang yang baru
sembuh dari sakit. Sejalan perkembangan dunia medis, apalagi didukung era
probiotik pada 1995, berbagai penelitian untuk mengetahui manfaat probiotik
terus dilakukan.
Kesimpulannya, si kuman baik ini bermanfaat menekan pertumbuhan bakteri
patogen penyebab penyakit. Prosesnya, probiotik akan membuat lingkungan di
dalam usus menjadi lebih asam dan kurang oksigen sehingga patogen mati.
Begitu pun perlekatan kuman patogen pada dinding usus dengan tangkas bisa
dihalangi.

”Probiotik juga punya kemampuan menghasilkan zat antikuman, menjinakkan
racun kuman, membantu memperbaiki dinding usus dan meningkatkan ketahanan
usus,” sebut ahli Gastrohepatologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI
Jakarta Prof Agus Firmansyah MD PhD. Manfaat probiotik tak hanya seputar
pencernaan.

Bakteri yang melekat pada sel epitel usus manusia ini juga membantu memerangi
sejumlah penyakit sehingga dikembangkan dalam terapi preventif maupun kuratif.
Misalnya, dalam kasus intoleransi laktosa,pencegahan sembelit, pencegahan dan
pengobatan diare, bahkan pasien dengan kelainan usus pendek atau
terbelit.Kebiasaan mengonsumsi probiotik juga dapat mengurangi risiko kanker
kolon dan kanker kandung kemih.

Terkait diare,studi yang dipublikasikan dalam British Medical Journal melaporkan,
meminum minuman probiotik dapat mencegah diare yang disebabkan konsumsi
antibiotik.Penelitian melibatkan 135 orang pengonsumsi antibiotik yang dibagi
dalam dua kelompok. Kelompok pertama diminta mengonsumsi 100 gram actimel
yang mengandung probiotik jenis Lactobacillus casei, Lactobacillus bulgaricus
dan Streptococcus thermophilus.

Sementara itu, kelompok kedua hanya mengonsumsi milkshake biasa yang tidak
mengandung probiotik. Mereka meminumnya dua kali sehari selama
mengonsumsi antibiotik dan seminggu setelahnya. Hasilnya, kasus diare pada
kelompok peminum probiotik hanya 12% dibandingkan kelompok kedua yang
mencapai 34%.

Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan para peneliti asal Inggris juga
melaporkan bahwa produk probiotik, yang mengandung mikroba hidup yang
menyehatkan pencernaan, juga membantu mengurangi gejala irritable bowel
syndrome (IBS). IBS merupakan suatu kelainan pergerakan keseluruhan saluran
pencernaan, yang menyebabkan nyeri perut, kembung, sembelit atau diare.
Gangguan ini diperkirakan dialami sekitar 30 persen dari populasi penduduk
dunia.Penyebab IBS belum jelas dan masih diperdebatkan, apakah hal ini terkait
faktor pemicu psikologis atau biologis, atau mungkin kombinasi keduanya.
Selama ini, bukti-bukti pendukung tentang efektivitas penanganan IBS masih
lemah.

Itulah sebabnya, Dr Nourieh Hoveyda dari Universitas Oxford tergugah melakukan analisis penelitian untuk mengungkap peluang probiotik dalam
mengurangi gejala pada pasien IBS. ”Pada pasien dengan IBS, probiotik memberi
manfaat perbaikan dalam keseluruhan gejala.
Akan tetapi,dua penelitian lainnya gagal membuktikan adanya manfaat dari
probiotik.Kemungkinan hal tersebut disebabkan perbedaan mikroorganisme yang
ditemukan dalam produk probiotik,” ujar Hoveyda.

(Sumber: Sindo)

Tidak ada komentar: