Minggu, 22 Juni 2008

Kampoeng Halaman Saya (2)

Cucu - cucuku yang kakek cintai, kita berjumpa lagi dalam acara perkenalan Kampoeng Halaman Saya.

Pada edisi sebelumnya kakek telah menjelaskan banyak hal, dan untuk kesempatan ini kakek hanya berbicara beberapa hal, mengingat stamina dan tenaga kakek sudah menurun drastis.

Ada beberapa hal yang saya sukai dari suka kakek (suku Duri). Pertama adalah, bahwa suku duri tidak takut untuk mempunyai anak banyak, dan bukan berarti anak – anak mereka tidak sejahtera. Contohnya kakek, yang memiliki sebelas orang saudara, dan semua saudara kakek dapat menikmati enaknya bangku sekolah dan lezatnya bangku kuliah (apalagi kalo di campur sambel dan sedikit kecap, ga’ perlu pake nasi). Banyak anak bukan berarti menjadi susah dan sengsara, tetapi sebagai cambuk untuk bekerja dan berusaha lebih keras untuk mencukupi kebutuhan sekian orang keluarga.

Kedua, bahwa hampir semua pemuda/i yang terkenal sebagai penjahat, peminum, penakal, dan preman, jika telah menikah (berkelurga), langsung berubah sikap dan tingkahnya. Yang dulunya tidak pernah ibadah, jadi rajin ibadah. Penampilan tampak lebih dewasa dan lebih baik.

Ketiga, dan ini yang paling membanggakan saya bahwa 100 % (sepengetahuan saya) suku diri adalah beragama Islam, dan sebagian besar 90 % adalah orang yang taat beribadah. Sehingga tidak mengherankan kalau hampir 70 % gadisnya memakai kerudung, dan terlebih lagi ibu – ibunya hampir 95 % memakai jilbab.

Namun yang menjadi permasalahan adalah bahwa arus informasi dan komunikasi, yang membawa serta budaya dan tradisi dari berbagai penjuru dunia, menyababkan sedikit adanya perputaran dan pencemran tradisi dan budaya asli suku Duri. Para pemudanya sedikit mulai terpengaruh dan tertarik untuk menampakkan dan mempraktikkan budaya – budaya kota dan barat yang gila dan bodoh, serta tolol. So, kakek mengingatkan jangan pernah mau menjadi pengikut orang gila, bodoh dan tolol.

Tidak ada komentar: